Rabu, 28 November 2007

Fwd: [Republika Online] Selektif Memilih Teman



23 Maret 2007
Selektif Memilih Teman
tri

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka adzab yang keras. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al Mujaadilah <58>: 14-15).

Berhati-hatilah memilih teman. Sebab, baik buruknya seseorang sangat dipengaruhi baik buruk teman sepergaulannya. Siapa yang berteman dengan pandai besi, maka ia akan bau bakaran. Siapa bergaul dengan tukang minyak wangi, maka ia akan terbawa harum. Kualitas hidup seseorang terlihat dari kualitas pergaulannya.

Karena itu, Allah SWT memerintahkan kita untuk selektif memilih teman. Jangan sampai kita berteman dengan setan. Sebab, barangsiapa yang mengambil setan menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya (QS An Nisaa' <4>: 38). Maknanya, seseorang bisa tergelincir berteman dengan setan dalam arti sesungguhnya. Dengan sadar ia menjadikan setan sebagai pelindung, penolong, pendamping, serta pemberi kekuatan, sehingga dipandang hebat oleh orang lain.

Berteman dengan setan bisa pula dalam bentuk lain, yaitu bergaul dengan orang-orang yang gemar memperturutkan hawa nafsu, rajin bermaksiat, serta lalai dari mengingat Allah. Akibatnya, mereka sangat jauh dari pertolongan Allah. Ketidakhati-hatian memilih teman, akan berakibat fatal. Menurut Rasulullah SAW, orang itu akan mengikuti perilaku teman karibnya. Teman yang buruk adalah "virus keempat" yang bisa merusakkan hati dan menghancurkan masa depan setelah lalai menjaga pandangan, lisan, dan perut. Ketika seseorang berteman dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hampir dapat dipastikan cita-cita, pembicaran, gerak-gerik serta dan hobinya, tidak jauh dari urusan duniawi dan memuaskan nafsu belaka.

Berbeda jika berteman dengan orang-orang yang mengenal Allah. Pembicaraan terkait dunia tidak akan mengotori hatinya. Berteman dengan orang yang mengenal Allah akan melahirkan tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr . Mereka akan membantu kita jadi lebih baik, lebih mulia di sisi Allah. Bahkan, setiap kesulitan akan menambah keakraban dan melipatgandakan kesabaran. Pergaulan yang dilandasi rasa cinta kepada Allah akan tampak indah dan sinergis.

Sekali lagi, berhati-hatilah memilih teman. Jika saat ini kita berada dalam lingkungan yang buruk, maka berjuanglah untuk segera hijrah. Bukan untuk meninggalkan segala-galanya, melainkan agar kita memiliki lingkungan yang menambah energi baru untuk menghadapi hidup dengan lebih baik. Sehingga, ketika bertemu orang-orang yang lalai, kita tidak terbawa lalai, melainkan membantu mereka menjadi lebih baik.

Salah memilih pergaulan berarti kita siap menyiksa dan membinasakan diri. Bergaul dengan orang taat dan berakhlak mulia, insya Allah akan membawa kita menjadi orang taat dan berakhlak mulia pula. Semoga Allah Azza wa Jalla menitipkan sahabat-sahabat dan lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas iman dan amal kita. Amin.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=287251&kat_id=105