Rabu, 28 November 2007

Fwd: [Republika Online] Temukan Solusi dengan Shalat Berjamaah



31 Agustus 2007
Temukan Solusi dengan Shalat Berjamaah

Allah dan Rasul-Nya sangat mencintai orang-orang yang istikamah menunaikan amal-amal yang diwajibkan, lalu menyempurnakannya dengan amal-amal yang tambahan yang disunnahkan. Semakin kita bersungguh-sungguh "mengejar" amal-amal yang Allah sukai, semakin lebar pula pintu-pintu pertolongan yang akan Dia bukakan untuk kita.

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Azza wa Jalla berfirman, Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, dan jika ia meminta perlindungan niscaya Aku lindungi." (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Ada janji yang Allah SWT sampaikan kepada segenap hamba-Nya, bahwa ketika Allah telah mencintai seorang hamba, maka ia akan senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Sebuah hadits dari Abu Hurairah menguatkan hal ini, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril, lalu berfirman: 'Aku sungguh mencintai si Fulan, cintailah ia!'. Maka ia pun dicintai penghuni langit. Kemudian ia diterima di bumi. Sebaliknya jika Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril, lalu berfirman: 'Aku sungguh membenci si Fulan, bencilah ia!'. Maka, Jibril pun membencinya dan berseru kepada penduduk langit, 'Sungguh, Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia'. Lalu ia pun dibenci penghuni langit. Kemudian ia mendapatkan kebencian di bumi. (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

Betapa dahsyat konsekuensi yang diterima seorang hamba ketika Yang Mahatinggi sudah mencintai dirinya. Terkait bahasan ini, serta jika merujuk keterangan di atas, salah satu cara cepat meraih pertolongan Allah adalah dengan menjaga shalat lima waktu, tepat waktu, berjamaah, dan dilakukan di masjid.

Sesungguhnya, tugas manusia di dunia adalah taat dan tunduk patuh kepada-Nya. Konsistensi kita dalam menunaikan shalat berjamaah adalah sebentuk ketaatan kita kepada perintah Allah. Ketika ketaatan itu dijalankan sepenuh hati, Allah pasti akan membukakan banyak kebaikan dari ketaatan tersebut. Oleh karena itu, kita jangan heran, kalau ada banyak kebaikan yang akan kita dapatkan dari shalat berjamaah tersebut.

Solusi, sebuah proses
Menurut tinjauan psikologis, orang yang bersama-sama itu memiliki peluang lebih besar untuk menyelesaikan masalah secara cepat dan akurat daripada orang yang sendirian. Mengapa? Salah satu sifat manusia itu adalah care atau perhatian kepada orang lain. Sudah menjadi naluri kita untuk senantiasa memperhatikan wajah dan karakter orang lain. Oleh karena itu, ketika seseorang yang tengah dirundung masalah, kemudian mau berkumpul dengan orang lain, kemungkinan besar ia akan mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang di sekitarnya, apalagi jika di antara mereka sudah saling kenal. Tidak hanya itu, konsentrasi yang bersangkutan pun akan terbagi, fokus perhatiannya kepada masalah tidak lagi seratus persen. Siapa pun kita, ketika bersama orang lain, pikirannya tentang masalah pasti berkurang, akan ada 25-30 persen perhatian kita yang tertuju kepada orang lain. Dengan demikian, celah-celah solusi akan terbuka. Jika awalnya beban kita seratus persen, maka 25 persen perhatian kita kepada orang akan membukakan pintu solusi.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya bisa merujuk kepada ilmu tentang otak. Shalat berjamaah bisa memperbaiki kinerja sistem aktivasi retikuler. Ketika kita menghadapi permasalahan sendirian, maka seluruh jalur kecerdasan yang ada di otak kita menjadi tertutup. Sebab, ketika itu, masalah yang dihadapi akan mengenai sistem limbik (sistem pengendalian emosi di otak), akibatnya seluruh indra dan akal budi kita (sistem frontalis) akan tertutup, sehingga kita berada dalam keterjebakkan tanpa jalan keluar. Akhirnya, hal-hal yang negatif, seperti prasangka, su'udzan dan keputusasaan akan mendominasi seluruh jalur di pikiran kita. Analoginya seperti nonton film di bioskop dan kita berada di barisan paling depan. Ke mana pun kita melihat, apa pun yang kita pandang, semuanya adalah layar masalah. Padahal, hal ini seharusnya kita balik, ke mana pun kita memandang, di sanalah wajah Allah berada. Bukankah Allah SWT telah berfirman, Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah <2>: 115).

Ketika kita berempati kepada orang lain, otomatis jalur-jalur solusi di otak kita akan terbuka. Ketika kita berjamaah, perhatian kita akan terbagi dan berempati, lima persen untuk teman yang ada di samping kita, lima persen untuk teman di depan kita, lima belas persen untuk imam, dan seterusnya. Nah, ketika pikiran kita sudah terbagi, dan tidak terfokus pada kedaaan yang menakutkan, biasanya kecerdasan kita akan muncul kembali, ada celah yang terbuka, walau pun hanya satu persen, bagaikan secercah cahaya di gelapnya gulita malam. Jadi, shalat berjamaah itu merupakan solusi dari permasalahan hidup dari segi bio-psikologi (otak dan psikologi).

Oleh karena itu, ketika kita dirundung masalah yang sulit dicari jalan keluarnya, cepat-cepat ambil air wudhu, bersegeralah pergi ke masjid (terlebih jiwa waktu shalat fardhu sudah tiba), lalu tunaikan shalat sepenuh kesadaran. Insya Allah, dengan cara tersebut, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu pertolongan-Nya, salah satunya dengan melancarkan kembali sistem aktivasi reticuler di otak kita. Bukankah pertolongan Allah itu senantiasa menaungi orang-orang yang berada di dalam jamaah?


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=305310&kat_id=105